Sunday 22 January 2012

Masa dan Ruang..

Hari itu, aku masih ingat,
Bertapa ianya masih jelas,
Seperti baru semalam ia berlaku,
Dalam diari hidupku..
Dentuman pilu mulai menghantui,
Air yang terlalu mahal harganya untuk ku biarkan terjatuh,
Kini seperti titis-titis hujan yang turun menyembah bumi,
Kau terkulai dalam esakkan,
Esakkan yang berasal daripada rasa kebahagiaan,
Yang terjalin erat dalam susun galur kata, iaitu:
                                                                            PERSAHABATAN..
Demi kata keramat itu,
Dimulai dengan saat pertemuan,
Pertemuan yang menuntut keberanian,
Untuk meruahkan kata-kata azimat pembuka bicara,
Yang menjadi dasar kepada hubungan kita kini..

Hari-hari yang berlalu,
Masih ligat kisah-kisah kita diputarkan,
Oleh piring hitam ingatan,
Dan kaset-kaset impian..

Mengiringinya ialah gelak tawa,
Tatkala digeletek perkara lampau,
Yang menambaheratkan lagi tali ini,
Tali persahabatan..

Demi kata keramat itu juga,
Diakhiri dengan jalur perpisahan,
Yang azalinya tidak bisa dirobek dari kebenaran,
Yang menguji pautan persahabatan,
Diantara kita..

Titis air matamu semakin sarat,
Membanjiri terus kolam kenangan,
Yang terbina oleh masa dan ruang,
Digilap dengan keikhlasan..

Tetapi oleh masa dan ruang jugalah kita dipisahkan,
Bertapa aku membenci masa yang berlalu pergi,
Bertapa aku meragui ruang itu akan di isi,
Oleh insan sepertimu lagi..

Kini bertahun telah berlalu pergi,
Mungkin kau anggap telah menghakis sejarah kita,
Oleh sesuatu yang bergelar masa dan ruang,
Yang menemukan dan juga memisahkan..

Demi Allah,
Aku tidak akan pernah lupa, alpa dan kecewa,
Lupa akan kebaikan dirimu,
Alpa akan pesananmu,
Dan kecewa dengan pertemuan kita itu..

Pastinya,
Allah Maha Pemurah lagi Maha Pengasihani,
Waima aku tidak berpeluang menemuimu,
Tetapi aku menjumpai berlian yang sesinar dirimu,
Yang bakal mengisi ruang,
Yang bakal memamah masa bersamaku,
Dalam satu lagi bab dalam diari hidupku..

                                                                                                                   Nukilan: Seniman Sastera

Biarlah..

Bismillahirahmannirahim,
Aku mulakan lakaran ceritera hidupku dengan nama-Mu YA Allah,
Mudah-mudahan redha dan rahmat-Mu kuperolehi,
Demi melayari gelora kehidupan yang pasti menuntut keimanan, ketaqwaan dan kesabaran..
Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim,
Bantulah aku demi berpaut diranting yang utuh,
Demi sayap yang terbang nun jauh,
Tetapi, kekal di landasan-Mu yang teguh,
Bukannya diperahu yang rapuh..
Demi-Mu Ya Allah,
Aku pasrah dan berteleku di tepian,
Mengenang nasib yang tidak siapa pun yang tahu,
Menanam daun-daun ketabahan dan akar-akar kekuatan,
Demi manjunjung baja kebahagiaan..
Ya Allah,
Hari-hari yang semakin cepat berlalu,
Mengajar aku bertapa manusia sepertiku leka,
Leka dengan pengaruh barat dan globalisasi,
Yang menjerat erat kakiku, tanpa aku sendiri menyedari,
Lepaskanlah aku dari terus dibelenggu ikatan ini,
Ikatan yang tidak kenal erti kemanusiaan,
Ikatan yang hanya bisa dirungkai,
Oleh titis-titis air dari rahmat-Mu yang terlalu jauh dariku..
Demi Allah,
Ya, aku mahu Ya Allah,
Cahaya keredhaan dan petunjuk dari-Mu,
Agar aku bisa berteleku dengan tenang,
Dan terus bangkit demi menegakkan tiang yang utuh, kukuh dan padu,
Tiang agama-Mu, tiang agama kami, ISLAM !!!
Dan terakhir kalinya,
Biarlah, apabila senja mulai melabuhkan tirainya,
Hembusan angin terasa amat sejuknya,
Bunyi-bunyi kesibukkan dunia mulai berhenti dari kebiasaanya,
Biarlah, 
Biarlah aku terbangun dari jasadku,
                                                         dengan keimanan dan ketaqwaan yang penuh,                     
                                                         dibuku catatan-Mu..